Film Leher Angsa
Pasangan Nia Zulkarnaen dan Ari Sihasale lewat rumah produksinya “Alenia Pictures” memang selalu berkomitmen untuk membuat film anak-anak penuh inspirasi.
Setelah sebelumnya suskes dengan film King, Tanah Air Beta, dan Serdadu Kumbang, tahun ini Alenia siap merilis satu lagi film anak-anak terbarunya berjudul “Leher Angsa“.
Kali ini settingnya akan menyorot keindahan alam di tanah air lainnya lagi yakni Pulau Lombok. Seperti juga film-film Alenia sebelumnya, Leher Angsa juga langsung disutradarai sendiri oleh Ari Sihasale. Skenarionya ditulis oleh Musfar Yasin yang sebelumnya sudah menghasilkan film box office “Naga Bonar Jadi 2” dan “Get Married“.
Leher Angsa mengisahkan tentang sebuah desa yang seluruh penduduknya buang air besar di kali. Satu-satunya fasilitas buang air besar yang sehat di
desa itu adalah sebuah WC Leher Angsa milik kepala desa. Dan di desa itu ada seorang bocah lelaki cerdas bernama
Aswin yang gemar membaca. Karena dengan gemar membaca, Aswin jadi mengerti banyak hal.
Aswin kehilangan ibunya ketika sebuah pesawat latih ringan jatuh menimpa sang ibu yang sedang bekerja di ladang.
Mestinya saat itu giliran ayahnya, Pak Tampan yang bekerja di ladang, tapi sang ayah lebih memilih pergi menyabung
ayam. Sudah kehendak Tuhan kata sang ayah, tapi Aswin tak menerima dan tak mengerti. Sejak saat itu Aswin jadi tidak
suka kepada ayahnya
Segera Aswin mendapat ibu baru, Aswin menyukai ibu barunya. Dan karenanya merasa kasihan melihat ibu barunya yang tak terbiasa buang air besar di kali. Aswin meminta ayahnya untuk membuatkan ibu barunya sebuah WC leher angsa seperti milik kepala desa. Ditambah dengan keinginan memiliki sepeda yang tak pernah dipenuhi ayahnya, Aswin semakin
tidak suka pada ayahnya
Pak Tampan, terkena kutukan – paling tidak itu pikiran Aswin – tumbuh bisul di bokongnya. Sudah tentu Pak Tampan
yang pelit tidak mau berobat ke dokter atau puskesmas. Bisul itu akan sembuh dengan sendirinya, pikirnya. Tapi
ternyata tidak. Rupanya itu jenis bisul yang bandel. Dan Aswin makin yakin bahwa bisul itu adalah hukuman atas
dosa-dosa ayahnya. Dosa itu adalah tidak mau membuat WC leher angsa buat ibu barunya dan tidak mau membelikannya
sepeda. Tak mau panjang lebar berdebat dengan anaknya, Pak Tampan mengakui saja kesalahannya, dan berjanji akan
membuat WC leher angsa di rumah
Apakah Pak Tampan benar-benar menepati janjinya? Apakah bisul Pak Tmapan pecah setelah ia buatkan WC dan membelikan Aswin sepeda?
Saksikan di bioskop-bioskop mulai 20 Juni 2013
0 komentar:
Post a Comment